Pramusaji Itu! (2)

12:25:00 AM 0 Comments


Aku masih terus berpikir, apa yang sebenarnya kamu ukir? Dan apa yang sebenarnya kamu coba tepis?
Bahkan, aku masih terus mencari arti dari sebuah intuisi diri dalam otak kiri ini.
Kamu tahu? Perlu waktu dua jam setelah itu. 120 menit setelah terakhir kali aku membelai hangat rambutmu. 7200 menit setelah kau genggam jemariku dengan penuh keyakinan. 432000 detik setelah kau memberikan intonasi bicaramu yang sangat khas.
Dan apa hasilnya? Begitu saja, tiba-tiba muncul “aku sayang kamu” dari lapisan tipis bibirku, terucap oleh papila kecil dari permukaan lidahku.
Dan apa yang menjadi sangat bodoh? Tidak sampai 10 detik kemudian, ada balasan darimu, “aku juga sayang kamu”.  Langsung saja, seperti ada voltase besar pada neuron otakku, seperti ada yang mendesak keluar dari dalam gastro intestinalku, dan seperti ada tekanan batin yang mendalam dari dalam nuraniku. Bagaimana bisa aku merasakan yang terakhir ketika aku sama sekali tidak tahu dimana letaknya? Aku tidak peduli, yang jelas itu sangat bodoh.
Kenapa bodoh? Karena aku dan kamu sama-sama tidak bisa mengendalikan diri. Terlalu munafik, terlalu optimis akan derita fana ini.
Sampai akhirnya, Tuhan berkehendak lain. Ah, sudah! Jangan bawa-bawa Tuhan. Toh, Ia sudah menorehkan garis hidup kita sejak sebelum kita lahir.
Tetap saja, yang salah itu kita! Dan, penyakit itu! Kenapa harus hadir di antara aku dan kamu? Kenapa tidak mencari pasangan lain yang mungkin sudah tidak ingin mempertahankan hubungannya karena urusan ayunan “mood swinger” atau apapun yang bisa menyebabkan jalinan itu retak.
Kenapa juga harus aku yang membenarkan simpul senyuman yang tersungging dari bibirmu agar tampak lebih sempurna?
Tepat sebelum alat itu berbunyi “beeeepppppppp”. Satu nada, satu hentakan, satu irama, tanpa ada jeda. Seakan tidak ada suara lain selain suara itu.
╔════════╗
╠╦╩╦╩╦╩╦╩╣
╚════════╝
“Mas, ini kwetiau ayamnya. Acar wortelnya saya kasih spesial”, dan tiba-tiba saja kata-kata itu membuat aku tersadar dari lamunanku. “Ngelamun aja, Mas?” lanjutnya.
“Iya nih, nunggu temen. Bingung mau ngapain”, jawabku.
“Kalo gitu langsung dimakan aja kwetiaunya. Saya permisi dulu”.
Astaga, baru saja aku teringat akan bayanganmu dan tiba-tiba saja kamu datang! Walaupun dengan jati diri yang berbeda, tapi itu sudah cukup membuatku terhibur.
Melihatnya menuangi setiap gelas-gelas kecil dengan teh tawar dari teko tua itu masih bisa menjadi hiburan yang aku geluti. Masih ada sosok kamu di dirinya.
Sosok ketika ia menyajikan gelas-gelas itu.
Sosok ketika ia mencatat setiap pesanan yang terlontar dari mulutku.
Sosok ketika ia berupaya ramah terhadapku.
Tapi tetap saja, masih ada yang kurang. Ia tidak pernah berkata, “Hey, kamu!”
Dan ketika ia berkata demikian, aku yakin, aku tidak akan bisa membedakan mana ilusi semata dan realita.

0 comments:

Nocturnal

11:30:00 PM , 0 Comments

Untuk membuat aku terjaga dalam keheningan malam, aku tidak pernah merasa membutuhkan sesuap kudapan manis yang syarat akan karbohidrat murni.
Aku juga tidak pernah membutuhkan cemilan kemasan yang nikmat dengan xenobiotiknya.
Apalagi kopi, bahkan minum teh pun aku jarang!
Aku bukan seseorang yang kecanduan kafein sebagai penyegar syaraf dan penekan rasa kantuk.
Apalagi? Asam klorogenat dan fenolnya yang bisa menangkal radikal? Ahh, pikiran ku jauh lebih radikal dibandingkan DPPH sekalipun!

Bukan bermaksud menjadi naif dengan kepedulian tinggi pada penyakit degeneratif.
Mungkin aku kurang sensitif terhadap reaksi tubuh karena aditif.
Bahkan aku jauh lebih sensitif terhadap kesan imajinatif.

Aku tidak butuh apapun untuk membuat ku terjaga.
Kebetulan, aku hanya bisa memikirkan. Ya, mungkin benar rencana Tuhan.

0 comments:

527.040

11:00:00 AM 0 Comments

Tak terasa, sudah 527.040 menit yang lalu. Saat dimana aku terakhir bertemu denganmu.

Jam sudah menunjukkan pukul 10 tepat. Aku masuk ke restoran tersebut, sesuai dengan janji kita. Ku mulai dengan memesan minuman, kemudian aku tunggu dirimu. Bukan bermaksud pesimis, tapi aku punya firasat bahwa 99% kamu tidak akan hadir. Kemana yang 1% lagi? Hanya kebetulan yang mampu menjawabnya.

Jarum detik sudah mulai bekerja menghitung waktu. Diikuti oleh jarum menit yang tanpa terasa sudah bergeser sekitar 180 derajat. Aku hanya bisa menghela napas. Dan mulai berpikir untuk meninggalkan tempat ini. Lalu, kalau kamu tidak datang, apa yang bisa aku lakukan? Toh, jawabannya tidak ada.

Sudah hampir 1 jam aku berada di tempat yang sebetulnya tidak pernah berada pada kawasan nyaman untukku. Yah, dengan bodohnya, muncul sedikit keberanianku untuk mengirimkan pertanyaan padamu, "Jadi, mau datang?" Agak lama jarak antara waktu aku mengirim pesan singkat itu dengan waktu balasan darimu masuk ke alat komunikasiku. "Sabar, sebentar lagi sampai", itu yang kamu kirim. Dan 10 menit kemudian kamu datang.

Aku tidak pernah menginginkan peristiwa itu berakhir dengan cepat. Bahkan, kalau ada alat penghenti waktu, pasti sudah aku gunakan saat itu. Tapi, untuk apa berlama-lama? Aku kan cuma ingin memberikan buku ini kepadamu, lalu mengucapkan selamat tinggal, tidak tahu untuk selamanya atau sementara.
Sayangnya, aku tidak punya alat penghenti waktu dan aku sudah memiliki agenda lain. Tidak sampai 3600 detik kita bertemu, aku harus pergi.

Dan sekarang, aku hanya bisa bergumam dalam diam, "Hey, buku! Apa kabar pemilikmu? Semoga baik-baik saja dan hidupnya makin progresif. Maaf, aku punya kelebihan stok air mata saat ini".

0 comments:

Just A Kiss

7:58:00 PM 0 Comments

One of the Lady A's great song! What a good video clip!


0 comments:

Pramusaji Itu!

12:04:00 AM 2 Comments

Ini masih pukul 18.30 WIB, tapi aku sudah terduduk diam di meja Nomor 19, menanti santapan makan malamku. Sudah ada di tanganku daftar menu restoran ini. Iya, entah kenapa aku jadi sering singgah di restoran ini, di bilangan Taman Kencana.
Aku tidak perlu menelaah daftar menu untuk menentukan pilihan makanan, karena aku sudah tahu apa yang akan aku pesan, seperti biasanya. Tidak ada yang terlalu spesial akan restoran ini. Harganya masih tergolong menengah, bahkan agak mahal untuk kalangan mahasiswa. Rasa makanannya tidak terlalu unik, hampir sama dengan restoran lain. Suasananya, mungkin sedikit berbeda. Konsep taman yang disajikan mungkin akan membuat pengunjung lain lebih tertarik dengan tempat ini. Tapi, tidak bagiku.
Lalu, untuk apa lagi aku datang ke tempat ini? Bahkan, aku bisa datang ke restoran ini tiga kali dalam seminggu. Jarak kampus dengan tempat ini pun jauh, satu jam perjalanan.
Ini mungkin karena kesan kunjungan pertamaku ke tempat ini. Bersama dengan seorang teman, aku mulai dengan memesan kwetiau ayam. Dilanjutkan dengan melihat-lihat bagian dalam restoran, yang isinya mayoritas tumbuhan hijau. Bukan, aku bukan anggota club pecinta alam yang keranjingan dengan tumbuhan hijau. Jadi, itu biasa saja, untukku.
Lalu, apa yang spesial dari restoran ini? Aku belum menemukan sisi yang spesial, sampai saat itu. Aku juga tidak pernah mendatangi restoran ini sewaktu aku bepergian bersamamu. Jadi, aku tidak perlu merasakan kejutan kecil di ingatanku.
Hal yang membuatnya spesial adalah ketika seorang pramusaji datang mengantarkan makanan yang telah aku pesan. Rupanya, Tuhan masih terlalu baik denganku. Kamu tahu? Pramusaji itu mirip denganmu. Paras mukanya, cara jalannya, cara ia tersenyum, dan cara ia menyapa. Tapi, aku tidak bermaksud menggunjing dan menyetarakanmu dengan pramusaji itu. Setidaknya, aku masih bisa melihat sosok dirimu pada pramusaji itu. Sosok yang sudah tidak bisa aku lihat lagi dalam kenyataan.
Di kunjungan berikutnya, aku kembali melihatnya. Tapi sayang, ia terlalu sibuk melayani tamu lain. Tak mengapa, asalkan aku masih bisa melihatnya. Aku juga pernah mendapati ia sedang menuangi gelas-gelas kosong dengan teh tawar dari teko tua. Tidak perlu aku menyapanya, tapi aku sudah bisa tersenyum melihatnya.
Dan kali ini, aku beruntung. Ia melayaniku, menyapaku dengan hangat, bahkan ia mengajakku bicara. Barangkali, kalau aku ada di posisinya, aku juga akan melontarkan pertanyaan yang sama. Tanpa ada isyarat sebelumnya, tiba-tiba saja ia bertanya, "Hey, Mas! Sering banget ke sini ya?! Jadi pelanggan tetap?" dengan sedikit tersenyum. Kamu tahu? Aku hanya bisa tersenyum mendengar hal itu dan berkata, "Sumpah, cara kamu bicara juga mirip!"
Aku tahu, ia tidak akan pernah bisa menggantikanmu, tapi setidaknya ia bisa membuatku sedikit tersenyum.

2 comments:

Forbidden Zone

10:02:00 PM 1 Comments

Hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh gw dan seorang teman selama Ramadhan ini:
  • Online YM
  • Spamming di twitter
  • Stalking facebook orang yg belum dikenal (Lah, orang belum kenal ngapain kepo?)
  • Sendirian di kamar seharian (Man, lo banyak kerjaan yang mesti dikerjain dan lo enak-enakan gantungin kaki di kasur?!)
  • Nonton film di bioskop
  • Jalan ke Botani Square (Bosen ga sih, lo udah ke mall ini tiap 2 minggu sekali?!)
  • Makan di Oen Pao (Mahasiswa harus merakyat!)
  • Nongkrong di J.Co cuma buat beli J.Cool (Lagi-lagi, masih mahasiswa.)
  • Sahur pake ayam KFC dan nasi putih (Asupan seratnya mana?)
  • Nginep di hotel (Woy, udah punya kamar kost kan?!)
  • Jalan di Bara tepat tengah hari (Tanning bagusnya di Pantai, bukan di jalanan penyumbang asap yang bikin Global Warming No. 1 di Bogor.)
  • Add pin orang yang ga dikenal (Lagi-lagi, karena belum kenal.)
  • Thinking, talking, walking, and entering Bogor Botanical Garden (Bahasa Inggrisnya rumah apa?!)
  • Thinking, talking, walking, and entering Istana Bogor (Belum waktunya kunjungan umum.)
  • Naik Trans Pakuan di kursi paling belakang pojok kanan di siang hari yang terik
  • Menggunakan jasa Commuter Line untuk pulang dan pergi ke Bogor
Kebetulan tulisan ini cuma spam aja dengan tujuan... rahasia! :)

1 comments:

Durable Love Movie

9:08:00 PM , 2 Comments

Siapa yang ga kenal Joko Anwar? Ini short film yang lumayan menghibur gw di tengah kegalauan dan kebimbangan akan penelitian. Lumayan, happy ending kok. :)

2 comments:

Tugas Akhir Cepatlah Berakhir

12:13:00 AM , 0 Comments

Judul yang sangat frontal, tapi itulah kalimat yang cukup menggambarkan apa yang lagi menghiasi kehidupan gw sekarang ini. Tugas Akhir aka Skripsi kayanya udah jadi momok yang tiap tahun selalu menghantui tiap angkatan akhir di kampus. Dan tibalah saatnya gw yang dihantui sama beginian. Gw sih ga pernah takut ngerjain ginian *sotoy, tapi ada cerita tersendiri di balik tugas akhir gw yang kalo menurut gw sendiri, tugas akhir gw sangat lah labil, tidak stabil seperti orang yang mengerjakannya, hahaha.
Actually, gw udah dapet topik penelitian sejak semester 6 hampir berakhir. Karena semester 7 kan gw harus exchange ke Malaysia, jadi gw pikir ga ada salahnya minta topik duluan ke Pembimbing biar bisa dicari jurnalnya pas gw lagi di Malaysia, harapannya. Dosen pembimbing gw punya 3 orang anak bimbing di angkatan gw, termasuk gw. Waktu pertama kali ketemu buat ngomongin tentang topik skripsi, yang paling jelas adalah gw ga mungkin ngambil magang karena dosen pembimbing gw alergi sama mahasiswa magang. Haha, aneh kedengerannya, tapi emang bener kenyataannya gitu. Gw memaklumi hal ini kok. Gimana ga, masa iya seorang dosen dengan keahlian biokimia pangan dan sangat expert dalam bidang enzim, harus dipusingkan dengan anak bimbingnya yang mau magang tanpa topik yang berkaitan dengan biokimia. Karena emang biasanya mahasiswa Teknologi Pangan yang magang itu jarang ngurusin biokimia di pabrik tertentu.
Dosen pembimbing gw itu pun dengan senang hati memberikan gw dan kedua temen bimbingan gw topik untuk masing-masing orang. Sebenernya topiknya cuma satu, tentang anti enzim lipase. Tapi, masing-masing dari kita punya sampel yang beda. Waktu itu, gw dapet sampel berupa teh hitam. Sedangkan temen gw yg lain dapet teh hijau dan secang. Berhubung gw punya garis mati sebelum gw berangkat buat exchange, maka dari itu gw buru-buru buat bikin usulan penelitian. Ini topik ternyata susah, indeed! Gw sampe muter-muter perpustakaan departemen kimia cuma buat nyari metode atau pun literatur tentang itu. Dan gw pun merasa bukan seperti anak teknologi pangan, melainkan anak jurusan kimia, hehe.
Dosen gw waktu itu mungkin lupa dan agak sibuk, jadi beliau cuma ngasih topik doang, tanpa ada embel-embel metode yang jelas. Akhirnya, gw ngumpulin beberapa metode dari beberapa jurnal dan skripsi. Hasil itu kemudian gw laporin ke dosen pembimbing gw, dan hasilnya?! “Wah, metode-metode ini sama ga yah kaya penelitian kakak kelas kalian yang cuma beda sampel?” ujar dosen pembimbing gw dengan tenangnya. Gw malah agak terbelalak dengan ucapan yang ini, kenapa ga dikasih aja metode yang udah dipake itu? Kan pastinya udah beres usulan penelitian gw *sotoy abis, hahaha. Dan dosen gw pun berkata dengan tenangnya lagi, “eh iya, Ibu lupa, kamu liat aja metode yang kakak kelas kamu pake. Jadi kan nanti hasilnya juga bisa dibandingin”. What the?! -____-“
Sebenernya ini ga masalah banget buat gw, karena masih ada beberapa minggu buat bikin usulan penelitian, malah dengan metode yang udah jelas. Tapi yang gw permasalahkan di sini adalah tiba-tiba dosen pembimbing gw bilang, “nanti kalian mulai aja di semester 7, yah!” Dosen gw ga inget gw mau exchange -____-“. Setelah diingetin, malah keluar kata-kata mujarab, “Ya ampun, ibu lupa. Ya udah, kalo gitu kalian tukeran sampelnya aja. Kamu kan terakhir, jadi kamu pake secang aja. Biar temen-temen kamu yang duluan pada pake teh”. Secara gw orang Indonesia, pada keadaan ini pun gw masih bilang untung, karena belum bikin usulan penelitian sama sekali, hahaha.
Setelah pertemuan yang penuh kejutan itu, gw mulai buat usulan penelitian. Tapi sayangnya, niat dari dalem hati masih kurang, jadi agak males ngerjainnya. Dan gw udah sibuk ngurus surat-surat yang buat exchange. Karena lagi-lagi gw orang Indonesia, gw masih bilang ga apa-apa. Karena udah untung, topik penelitian gw udah jelas. :D
Selama gw di Malaysia, terlalu banyak aral melintang. Terlalu banyak godaan yang menghalangi gw jadi kutu buku perpus, hahaha. Jadinya, gw ga nyari jurnal atau pun buku tentang topik penelitian gw itu sama sekali. Bukan mau sombong, kalo udah masuk perpus, nyalain laptop dan dengerin musik, ngenet sedikit, dan pasti gw ketiduran. Karena perpusnya terlalu nyaman dan dingin untuk dijadiin tempat baca buku, hehe.
Di minggu-mingu terakhir gw di Malaysia, gw iseng-iseng nanya ke salah satu dosen di sana yang emang WNI, apakah bisa gw penelitian di sini dengan dapetin proyek. Eh, pucuk dicinta, ulam pun tiba. Gw malah ditawarin proyek tentang isolasi senyawa anti mikroba dari daun ulam (sejenis lalapan). Langsung lah gw email dosen pembimbing gw yang di Indonesia. Jawaban emailnya emang rada nyesek sih waktu itu. Bukan tentang jawabannya yang ga bisa, tapi kalimat basa-basinya “syukurlah kamu masih inget sama Ibu”. Hahaha, malu banget nih gw. Dosen pembimbing gw itu ternyata kurang tau tentang masalah kaya gini, jadi beliau mau nanyain dulu ke Bagian Administrasi jurusan gw.
Lebih lucu lagi, waktu gw pamitan pulang ke Bagian Akademik di Malaysia, mereka malah nyuruh gw buat ngerjain tugas akhir di sana. Waktu di kantor Bagian Akademik itu, gw ketemu sama dosen favorit gw di sana. Bahkan dia juga nawarin proyek penelitian ke gw, tapi ini lebih ke arah rekayasa proses. Satu lagi, waktu gw pamitan sama dosen pembimbing gw di sana, beliau malah marah ke gw karena mau ngambil proyek dari dosen yang WNI itu. Dia emang tipikal dosen yang ga mau kalah, jadi dia bilang, “Why don’t you ask me to give you a project?! I can do it, i have so much projects about palm oil. I can give you even the hardest one if you want”. Gw aja ga minat sama sawit, mau dipaksa pun gw pasti ogah ngerjainnya. Tapi, sebagai orang Indonesia yang baik hati dan pandai bertutur kata, akhirnya gw jawab, “So sorry Sir, i don’t even know whether you have a project. Maybe, next time i can help you” sambil masang muka polos-lugu-tanpa dosa-tanpa masalah.
Jujur, gw sih prefer ngerjain penelitian yang tentang ulam itu. But unfortunately, sesampainya gw di Indonesia, sepertinya emang ga mungkin gw ngerjain penelitian di kampus lain, kecuali gw ikut program exchange yang emang buat ngerjain tugas akhir. Pupus lah harapan gw buat balik lagi ke Malaysia dengan gratis, hehe. Tapi, cerita topik penelitian gw belum berakhir sampe sini.
Gw emang harus penelitian di Indonesia, tapi ternyata, gw bukan ngerjain topik yang pertama kali tentang secang itu. Dosen pembimbing gw lagi punya proyek hibah bersaing tentang cincau hijau yang pake proses pemanasan. Dan akhirnya, gw ambil proyek ini. Yang penting, penelitain gw gratis, hehehe.
Apa kabarnya si cincau hijau sekarang? Sedang tidak baik, seperti keadaan gw. Mungkin bener kata tukang cincau yang pernah gw temuin. Kalo bikin cincau hijau itu harus lagi sehat dan good mood, otherwise ga bakalan jadi tuh cincau. Doakan saja, semoga gw bisa nyelesein ini dengan baik dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Amin!!!

0 comments:

Tentang Blog

12:52:00 AM , 0 Comments

Well, selamat yaa blog! Akhirnya gw bikin sebuah postingan tentang blog ini. Bukan tentang sesuatu, tapi bener-bener tentang blog ini, pure!
Terinspirasi dari beberapa kejadian akhir-akhir ini yang bikin gw sendiri cekikikan dengernya.
Gw bikin blog ini kayanya dulu tanpa tujuan dan arah yang jelas, hahaha. Dan karena gw bukan orang yang spontan dalam menulis (Jujur, gw mesti punya niat lurus suci putih bersih kalo mau menghasilkan tulisan berbobot), jadi lah gw posting apa yg pernah gw tulis untuk kegiatan kampus gw. Termasuk artikel-artikel yang pernah gw tulis untuk koran kampus IPB.
Dan yang paling laris dari blog ini adalah laporan dan tugas kuliah! Hahaha, ga ada niat sama sekali untuk bikin master laporan dan tugas di blog ini. Cuma ada 2 mata kuliah yang kebetulan gw selalu mengeiknya dan agak kurang kerjaan dan kurang bahan sehingga gw ngepost laporan dan tugas itu.
Berkat ini, gw jadi semacam terkenal  karena selalu menyediakan master yang bermutu untuk mengerjakan laporan adik tingkat 2 tahun di bawah gw dan tugas sejenis PR untuk adik tingkat 1 tahun di bawah gw. Dan gw ga bermaksud memanjakan mereka loh yaa, kan gw ngepost karena ga ada bahan untuk di-post, hehehe.
Kepopuleran gw ini terbukti dengan disebut-sebut dan dipanggil-panggilnya gw sama adik kelas yang sama sekali gw ga kenal itu siapa. Haha, maaf kalimat ini terlalu terkesan memfitnah diri sendiri. Contohnya aja kemarin, tiba-tiba ada anak angkatan 2010 yang berterima kasih sama gw karena katanya dia pake laporan gw sebagai masternya buat ngerjain laporan. Pertama denger sih bingung, laporan gw kan cuma ada 1 dan itu pasti dilungsurin ke adik kelas smansa Depok, ga mungkin kemana-mana. Ternyata, dia bilang ngeliat laporan gw dari blog.
Maaf loh, kalo emang ada yang beranggapan ini jadi masalah. Gw kan cuma berusaha membuat suatu ruang yang bisa gw corat-coret. :)

0 comments:

Taken From Bangkok

12:33:00 AM , 0 Comments

No, it's not about all of the photos taken from my journey in Bangkok.
It's only about 1 picture that was so "eye-catching". Take a look at this!


Masih inget kan tentang banjir besar yg melanda Thailand? Gw pergi ke sana pasca banjir ini reda. Dan di salah satu Monorail Transportation Station, gw mendapati gambar ini. Pada intinya, arti dari bacaannya adalah kami (pihak Monorail-nya) tetap melayani anda apapun yg terjadi. Isn't it so sweet? :)
Semoga ini bisa diaplikasikan di Indonesia ya. Jadi, bukan lagi "kereta terhambat karena gardu meledak", melainkan "kereta tetap melayani anda walaupun gardu kami meledak". LOL!
I'm not freaking serious with that sentence. Maksudnya, semoga sistem pelayanan publik di Indonesia jadi lebih baik gitu. Amin at all!

0 comments:

Kemungkinan yang Paling Mungkin

9:34:00 PM 3 Comments

Aku berpikir sejenak. Ya, hanya sejenak. Berpikir tentang apa yang seharusnya sudah terjadi. Berpikir tentang kejadian masa depan yang mungkin terjadi pada masa lalu.

Apa yang akan terjadi kalau aku tidak pergi meninggalkanmu? Hanya Tuhan yang mampu menyimpan cerita yang tidak tertulis itu dengan baik dan sangat rahasia. Aku hanya mampu berusaha menerka-nerka garis hidup yang mungkin akan tergores kala itu.

Dalam lamunanku ini, ada beberapa pilihan takdir yang mungkin bisa aku pilih hanya dalam pikiranku. Ya, hanya pikiran yang sejenak terbersit.

Satu, aku tidak pergi meninggalkanmu berarti aku tidak akan pernah merasa terburu-buru untuk melalui hari-hari bersamamu. Kita tetap berinteraksi melalui dunia itu. Mungkin hingga sekarang. Karena mungkin aku tidak akan pernah memintamu untuk menemuiku. Dengan begitu, kau mungkin tidak meninggalkanku. Mungkin ini akan terasa sangat indah. Karena kita akan berinteraksi dalam waktu yang lama.

Dua, aku tetap akan menemuimu. Tapi tidak pada masa itu. Karena aku tau masa itu terlalu dini untuk dijadikan kenyataan. Dan aku tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi setelah aku menemuimu. Mungkin saja akan terjadi hal seperti apa yang telah kita lalui sekarang ini. Tapi, setidaknya,  aku tidak merasa terlalu cepat untuk kehilanganmu.

Tiga, kemungkinan paling aneh yang pernah terpikir olehku. Untung ini hanya sejenak. Ya, hanya sejenak. Aku tidak akan pernah merasa perlu untuk melalui hariku bersamamu. Berawal dari kehidupan luar biasa yang sangat biasa. Lalu, aku tidak pernah diberikan kesempatan untuk bertemu denganmu dan memulai interaksi kita. Ini berarti aku tidak akan pernah kenal denganmu, tidak akan pernah berinteraksi denganmu, tidak akan pernah menemuimu, dan tidak akan pernah berpisah denganmu. Karena perpisahan tidak akan pernah terjadi tanpa sebuah awal berupa pertemuan.

Empat, mungkin aku tetap ditakdirkan untuk berkenalan denganmu. Hampir sama dengan kemungkinan pertama. Hanya saja, motivasiku di sini kurang kuat untuk berinteraksi lebih sering denganmu. Dan pada akhirnya aku mungkin tidak akan pernah menemuimu.

Lima, tidak ada kemungkinan lain yang terpikir olehku. Mungkin memang hanya ada empat kemungkinan yang dulu akan terjadi ketika aku tidak harus pergi meninggalkanmu. Atau mungkin masih ada kemungkinan lain yang mungkin belum sempat terbersit dalam lamunanku ini.

Tak mengapa, ini kan hanya terjadi pada pikiran dan lamunanku saja. Pada kenyataannya, aku sudah meninggalkanmu. Aku juga sudah pernah menemuimu. Aku juga sudah berinteraksi denganmu hanya dalam waktu yang sangat singkat. Dan yang pasti, kamu sudah pergi tanpa mengucapkan kata perpisahan sedikit pun.

3 comments:

Masalah?

3:01:00 PM , , 1 Comments

Halooo, apa kabar blog yang tidak terurus?! Maaf, gw terjebak dengan beberapa masalah yang ada di sini. Jadi seorang mahasiswa yang belajar di negeri orang itu ga sepenuhnya gampang. Udah pada tau kan ya masalah utamanya adalah homesick. Tapi buat gw yg lelaki super ini, (supernatural?! hahahaha)  masalah utama bukan terletak pada kata “kangen”. Gw lebih bermasalah sama yang berkaitan dengan “adaptasi”. Kenapa harus bermasalah? Kan kita udah belajar adaptasi dari pelajaran IPA kelas 5 SD tuh ya.
Kenyataan itu kadang-kadang ga sama kaya teori. Ada yang namanya cultural shock. Gw belajar di Malaysia, sebuah negara yang penduduknya punya berbagai macam ras, mulai dari Melayu atau disebut pribumi, Cina, atau pun India. Masih belum bisa nemuin masalah kan? Secara Indonesia punya 33 propinsi dan 1 propinsi aja udah ada lebih dari 100 suku yang hidup bareng.
Permasalahan utama di sini adalah bahasa. Bukan masalah penggunaan bahasa Melayu, tapi mereka udah terbiasa menggunakan bahasa ras masing-masing buat komunikasi ke sesama ras mereka. Dari sini, udah mulai kebayang kan gap yang bakal muncul?!
Contoh kasus masalahnya adalah ketika gw harus kerja kelompok bareng anak India, Cina, dan Melayu. FYI, ras paling rajin di sini adalah Cina. Gw ga mau nyebut mereka pintar, semuanya sebenernya pintar, cuma ras selain Cina kurang mau ngasah kepintarannya itu. Dalam suatu diskusi itu, biasanya kita ngomong pake bahasa Melayu atau campur-campur bahasa Inggris. Lagi asik-asiknya ngobrol, tiba-tiba seorang  Cina ngobrol dengan sesamanya pake bahasa Cina, walaupun topiknya juga tetep ngomongin tugas itu. Dan semua Cina mendadak jadi nanggepin si Cina satu itu dengan bahasa Cina. Dhuarrr!! Yang laennya cuma bengong.  Beda banget sama di Indonesia. Gw punya banyak temen Cina yang lebih bisa menghargai temen-temennya untuk ga ngomong Cina. Entah temen-temen Cina gw di Indonesia ga mau ngebeda-bedain SARA, atau emang mereka juga ga bisa bahasa Cina, hehehehe.  Sama juga kaya ras lain yang di Indonesia, gw ga pernah nemuin temen yg ngomong pake bahasa Jawa, Sunda, atau Padang pas lagi diskusi kelompok ngerjain suatu tugas.  Kenapa contohnya harus pake Jawa, Sunda, sama Padang?!  Itu yang paling cepet kepikir di otak gw, hahaha.
Balik lagi ke Malaysia. Kejadian ini hampir terjadi setiap hari, termasuk di kelas. Bahkan kalo di kelas, secara gak sengaja, mereka bakal duduk sesuai dengan ras masing-masing. Kalo di Indonesia, kita duduk di kelas kan berdasarkan niat dateng ke kelas. Kalo lagi niat mah di depan-depan, kalo lagi ada urusan, mending duduk di belakang.
Lanjut, masalah berikutnya adalah jetlag. Loh kok jetlag? Ngapain jetlag? Kan cuma beda wilayah dikit sama Sumatera. Yap, walaupun waktu di sini lebih cepet 1 jam daripada di Indonesia, tapi sebenernya perubahan waktu siang n malemnya itu masih ngikut waktu Indonesia. Ini nih yang bikin jetlag waktu pertama kali gw dateng. Waktu pertama-tama, gw masih bingung, kenapa jam 6 masih terang benderang?! Karena kan faktanya ini masih jam 5 sore kalo di Indonesia.  Waktu awal-awal dateng, solat maghribnya tuh jam 7, nah sekarang-sekarang ini adzan solat Maghrib itu jam setengah 8 malem, dan Isya-nya jam setengah 9 malem. Bahkan gw solat Jumat jam setengah 2 loh, alias jam setengah 1 di Indonesia. Dan jam segitu biasanya udah bubar Jumatan di Indonesia, hahaha.
Masalah lain lagi dateng karena adanya title “Exchange Student”. Gw ga mau bersikap sok pinter deh karena gw dateng ke sini gara-gara Exchange Program. Gw malah kesel kalo ada yang nganggep gw pinter, jadinya minta bikinin tugas atau apa lah gitu. Ini nih yang gw sayangkan dari temen-temen gw di sini. Gw ikut program ini sebagai generasi kedua. Generasi pertamanya adalah anak-anak 1 tahun atau 2 tahun di atas gw, setau gw mereka emang udah dewa banget dalam hal segala-galanya, multitalented lah pada intinya. Sedangkan gw? Gw cuma beruntung bisa pergi ke sini. Alesannya? Gw daftar program ini cuma buat coba-coba aja. Bahkan PA gw ga tanda tangan langsung di formulir pendaftarannya, karena waktu itu Beliau lagi pergi ke Seminar di Semarang. Trus kenapa bisa lolos? Jadi gini, untuk program yang ke Malaysia, ada 2 pilihan Universitas. Yang pertama Universiti Putra Malaysia atau UPM (tempat gw sekarang berada) dan Universiti Teknologi Mara atau UiTM. Yang gw pernah denger adalah yang Universiti Pertanian Malaysia ini. Dan gw pikir juga temen-temen gw kebanyakan daftar ke sana karena katanya Teknologi Pangan di UPM ini lebih bagus dibandingin sama yang UiTM. Dan betapa shocknya gw ketika mau wawancara, gw liat pengumuman kalo yang daftar ke UPM cuma 3 orang, dan lebih dari 5 orang daftar buat UiTM. Gw ga tau tentang kuota yang bisa dikirim.
Waktu wawancara, jujur aja gw bingung sendiri. Temen-temen n kakak kelas yang udah diwawancara duluan tuh sampe ditanyain gimana cara mereka ngeyakinin para dosen buat milih mereka di program ini. Sedangkan gw? Gw dateng, trus ditanyain tentang motivasi ikut program ini yang notabene udah jelas-jelas gw tulis di form pendaftarannya. Lanjut, para dosen itu ngeliat-liat CV gw yang waktu itu masih dalam bahasa Indonesia, maklum saya norak jadi gak punya yang bahasa Inggris. Tiba-tiba seorang dosen malah minta gw buat nyanyi karena kebanyakan prestasi yang ada di CV gw itu di bidang paduan suara. Akhirnya, nyanyi lah gw. Dan gw cengo ketika selesai nyanyi seorang dosen ngomong “Ok, i think it’s enough for the interview”. Apanya yang diwawancara pak?! -___-“
Lebih gilanya lagi, ya tiga orang yang daftar ke UPM itu diberangkatin semua. Ckckck! Dosen sini pun seperti menganggap tiga orang ini terlalu spesial. Mungkin efek dari tahun lalu. Dia bilang “I think the Indonesian is better than Malaysian because last year, the Indonesian could lead the group and many of Indonesian won the product development competition”. Sebenernya waktu pertama-tama ini cuma gw anggep sebagai angin lalu aja.
Tapi begitu ada tugas kelompok yang harus dikumpul, betapa gilanya gw. Keganjilan pertama terjadi di grup Waste Engineering. Gw disuruh finishing slide yang masih mentah banget. Udah gitu, temen-temen gw yang waktu itu kebetulan Cina semua, maunya berubah-ubah. Kebanyakan sumber bahan jadi kaya gini nih, labil. Dan akhirnya gw mati-matian ngedit slide semaleman sebelum besok paginya presentasi. Dan ketika pagi hari, gw udah mandi dan rapi, gak lupa pake minyak wangi, dateng ke faculty, kelasnya dibatalkan! What the???!!!! Ini semacem kejadian yang sering dikeluhkan di fuckyeahmahasiswa ya?! Dan ternyata ini bisa jadi kenyataan, bukan cuma sandiwara pelipur lara.
Tugas kedua, tentang Halal Food. Awalnya biasa aja, semuanya ngerjain bagiannya masing-masing, terus dikumpul ke satu orang. Nah tiba-tiba orang itu ngemail gw hasil editannya, dan dia bilang “You can add or remove anything you want. Please make it better.” Hah???!!! Ini mah udah gila banget, gw bukan dewa juga kali. Ga bisa seenaknya gitu maen nambahin atau ngurangin slide. Tapi tetep gw kerjain *pasrah. Udah semaleman gw baca tuh powerpoint ampe pusing apa yang mau diganti atau dikurangin, akhirnya gw cuma ngirim email “I think it has been good enough. If we want to add something, it can be too heavy for the audience”. Dan abis itu gw ketawa sendiri, abis bingung mau ngapain lagi.
Tugas ketiga, ini tugas udah mulai rada menggila. Di sini gw merasakan betapa rajinnya orang-orang Cina, hahaha. Ya, gw harus mengakui hal ini buat tugas yang satu ini. Karena di tugas yang ini, 1 grup cuma beranggotakan 3 orang dan grup gw terdiri dari gw sendiri, seorang cowok melayu yang biasa-biasa aja, dan seorang pria Arab Saudi yang sudah menikah berumur 25 tahun tapi masih berusaha buat dapet gelar sarjana. Unfortunately, topik presentasinya susah banget dan gw secara semena-mena dianggep sebagai ketua kelompok dan harus nyari ide buat topiknya dulu. -_____-“
Idenya udah dapet, trus gw udah bikin pembagian kerjanya. Tapi setelah gw kirim email tentang pembagian tugasnya, gw ngerasa paper yang ini kurang pas sama topik. Dan gw membuktikan kelabilan diri gw dengan mengganti ide, hahahaha. Pas gw udah ganti dan udah bikin pembagian kerja lagi, gw bilang sama mereka buat ngumpulin pas hari Minggu. Tugas dari tiap orang adalah bikin ringkasan n bikin presentasi dari bahan ringkasannya itu. Waktu hari Minggu, ga ada satu pun yang ngirim ke gw. Tapi si cowok Melayu bilang ke gw, dia telat ngumpulin presentasinya, papernya bakal dikirim malemnya. Waktu ngeliat papernya sih wajar-wajar aja, tapi begitu ngeliat hasil slide presentasinya, bikin ngelus dada banget. Dia malah bikin slide presentasi scara overall dan ga ada hubungannya banget sama topik presentasinya. Maksudnya gini, topik presentasinya itu tentang pengembangan terbaru pada yogurt, dan dia kebagian penambahan zat nutrisi di yogurt, tapi di slidenya dia malah bikin gambar2 yogurt yang ditambahin ini itu, tapi ga sesuai sama ringkasannya. Ngelus dada banget deh ini.
Lebih gila lagi, si Arab lebih ga tau diri. Dia bilang mau ngumpulin hari Selasa. Pas hari Selasa, dia nelpon-nelpon gw dengan bahasa Inggrisnya yang penuh dengan qalqalah kubra dan otomatis gw ga ngerti, akhirnya gw nyuruh dia buat sms dan emailin aja tugasnya. Tapi beberapa menit kemudian, ada panggilan dari nomor Hpnya, tapi ini bukan dia yang ngomong, melainkan anak tingkat akhir yang emang gw kenal, dia bilang si Arab ini mau minta tolong buat gw dateng ke Fakultas, karena ada tugas yang ga dia ngerti. Astaga! Ini cuma tentang ngerangkum suatu paper trus dibikin slide presentasinya dan dia ga ngerti?! Dia bilang dia takut salah. Betapa tidak beruntungnya gw adalah pulsa gw abis di kala itu. Oke, tak kesah alias bodo amat dah ama kerjaan si Arab yang ga ngerti itu, karena gw harus ngedit kerjaan si Melayu dulu. Besoknya, gw ketemu sama Arab itu, dan dia ngomong ke gw “I’ll copy it to your pendrive (a.k.a. flashdisk), I have tried my best for this presentation”. Gw? Cukup berekspresi -______-“.
Tugas keempat! FYI, gw cuma ngambil 4 matkul di sini dan keempat-empatnya ada tugas kelompok. What a life! Kalo tugas yang ini adalah tugas Product Development. Ini sebenernya tugas paling bikin gw kesel, tapi kayanya gw ga bisa ceritain karena ada beberapa dari temen kelompok gw yang ngerti kalo gw ceritain di sini dan bisa-bisa terjadi Perang Suku, hahaha.
That’s all, beberapa masalah yang bikin gw galau selama di sini. Tuh, gw galau bukan karena percintaan, tapi karena masalah akademik. Boong dikit gak apa-apa kan ya?! Hahahaha.

1 comments: